Testimoni, Obat penyakit Thyroid

Testimoni, Obat penyakit Thyroid K-Muricata dan Amazon Berries

Obat penyakit Thyroid - Ketika saya masih gadis, pada usia 28 tahun saya menjalani operasi thyroid. Setelah 3 tahun kemudian saya menikah dan mempunyai anak, pada tahun ketiga, saya merasakan sakit dibagian belakang kuping. Mulai ada benjolan kecil yang muncul, kata dokter hanya masuk angin saja. Ibu saya merasa sangat khawatir, karena saya sudah pernah melakukan operasi thyroid. Hari demi hari benjolan tersebut mulai membesar dan sakitnya sudah menjalar hingga tenggorokan, sehingga mulai mengganggu pernafasan saya.

Selang beberapa bulan benjolan tersebut bertambah besar dan sesak nafas saya semakin menjadi. Khawatir dengan keadaan ini saya langsung periksakan ke rumah sakit Denpasar, dokter menyarankan untuk segera dioperasi lagi, karena akan terus menggangu pernafasan. Apa daya, karena terbentur biaya sayapun tidak menjalankan operasi seperti yang dianjurkan dokter. Tapi, saya tetap berusaha menjalani berbagai macam pengobatan alternatif, hasilnya tidak ada perubahan. Benjolannyanya semakin hari semakin membesar, hingga ke bahu kurang lebih berdiameter 15cm.

Semakin hari tubuh saya menjadi kurus, karena saya tidak bisa makan akibat benjolannya semakin membesar dan telah menutup tenggorokan. Pada bulan Mei 2012 saya kembali berobat ke rumah sakit Denpasar, dokter menyarankan untuk dioperasi pada hari itu juga. Dokter menjelaskan lebih lanjut, bahwa benjolan tersebut sudah menjadi kanker getah bening stadium 3 dan akan menyebar ke jaringan tubuh lain.

Kembali saya mengelak permintaan dokter, karena belum ada biaya. Bersama dengan keluarga saya pergi ke Tabanan untuk mengunjungi pengobatan terapi yang katanya bagus. Ditempat terapi tersebut saya diberikan Obat penyakit Thyroid K-Muricata sebanyak 2 saset, setelah 2 hari kemudian saya bisa menelan makanan dan sesak nafas agak berkurang. Tiga hari kemudian kami kembali ke kampung Jimbrana dengan membawa 3 box Obat penyakit Thyroid K-Muricata dan 1 Box Amazon Berries.

Testimoni dari :
Putu Sri Ayuni (39th), Jembrana – Bali